Satuan Program Penyuluhan (Sap) Rabies
Saturday, 29 March 2014
Edit
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
TENTANG RABIES
OLEH :
I GUSTI NGURAH PUTU JAYA ANTARA
P07120012075
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
I. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali mempunyai suatu kebiasaan memelihara anjing ataupun kucing, yang gotong royong mempunyai suatu resiko yang cukup fatal bagi kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit Rabies.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Bali, masalah Rabies di bali memang telah mengalami penurunan. Berdasarkan data yang ada, sepanjang 2011, di mana jumlah korban meninggal sebanyak 26 orang, turun drastis semenjak tahun 2010 sebanyak 83 orang. Angka itu setidaknya sudah kembali mirip ketika dua tahun pertama Rabies menyerang Bali, di mana korban meninggal pada 2009 sebanyak 22 orang dan tahun 2008 hanya 4 orang. Begitu juga angka gigitan anjing, telah menurun pada 2011 sebanyak 50.628 masalah dibandingkan tahun 2010 mencapai 67.021 kasus. Sementara tahun 2009, tercatat 21.806 masalah gigitan. Sutedja mengakui masih banyak korban gigitan anjing yang belum memperoleh vaksin.
Pada 2011 dari 50.628 warga yang digigit anjing, hanya 47.827 yang mendapat VAR. Sementara tahun 2010, tercatat 9.586 dari 67.021 warga digigit anjing tidak memperoleh vaksin dan pada 2009 ada 3.181 warga yang tidak mendapat vaksin dari 21.806 orang yang digigit anjing.
Hasil pemantauan petugas lapangan, mengatakan ketika ini tinggal empat desa yang masih masuk dalam kategori desa penularan Rabies di Bali, terdiri atas 2 desa di Jembrana, 1 desa di Bangli,dan 1 desa lagi di Kabupaten Klungkung. Padahal hingga final November 2011, masalah Rabies masih menyebar di 239 desa dari 722 desa yang ada di Bali.
Meskipun angka KLB Rabies sudah mengalami penurunan, namun kita sebagai masyarakat harus tetap waspada untuk mencegah maupun penanganan masalah Rabies. Maka perlu diadakannya penyuluhan kesehatan perihal Rabies di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali, semoga nantinya masyarakat lebih sigap kalau terjadi masalah Rabies ini.
II. TUJUAN
A. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, target sanggup memahami dan bisa melakukan penanggulangan Rabies.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, target bisa :
1. Menjelaskan pengertian Rabies dengan tepat.
2. Menguraikan penyebab penularan dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan Rabies.
3. Menguraikan ciri seekor binatang yang terinfeksi virus Rabies serta tanda dan tanda-tanda seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat.
4. Menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat.
5. Demonstrasi cara penanganan pertama kalau tergigit binatang yang dicurigai terinfeksi Rabies dengan benar.
III. MATERI
Adapun bahan yang akan disajikan mencakup :
A. Pengertian Rabies
B. Penyebab dan binatang mediator Rabies
C. Ciri binatang yang terinfeksi Rabies serta tanda tanda-tanda seseorang yang dicurigai terinfeksi Rabies
D. Pencegahan penularan penyakit Rabies
E. Penanganan dan mendemonstrasikan cara menangani gigitan anjing Rabies
IV. METODE
Adapun metode yang dipakai dalam Penyuluhan perihal Pencegahan dan Penanganan Rabies ini antar lain :
A. Ceramah
B. Tanya jawab
C. Demonstrasi
V. ALAT, MEDIA, dan SUMBER
A. Alat dan Media
- Meja
- Kursi
- LCD
- Layar
- Microphone
- Laptop
- Sound system
B. Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Print out
4. Lembar balik
C. Sumber
Anonim. (2012). Bali, Nias dan Maluku Tenggara Barat terjadi KLB Rabies (online) (www.depkes.go.id diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.45 Wita)
Anonim. (2011). Mengenal Penyakit Rabies dan Metode Pencegahannya (online) (www.berbagaihal.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 13.55 Wita)
Anonim. (2012). Kasus Rabies di Bali mulai menurun (online) (www.indosurflife.com diakses tanggal September 2013 Pukul 14.02 Wita)
Anonim. (2011). Apa Ciri-Ciri Hewan yang Terkena Rabies (online) (www.lampung.tribunnews.com diakses tanggal 11 September 2013 Pukul 14.22 Wita)
VI. SASARAN
Adapun target dalam penyuluhan ini ialah warga Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali
VII. WAKTU
Hari / Tanggal : Minggu, 27 Oktober 2013
Pukul : 08.00 WITA s/d selesai
Durasi : 30 menit
VIII. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Bale Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali
Setting Tempat


Slide Penyuluh
|
| |||||||
|
|
|
IX. RENCANA EVALUASI
A. Struktur
1. Persiapan media dan alat
Media dan alat yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan semua lengkap atau dalam kondidi baik dan bisa dipakai ketika ceramah dan tanya jawab.
Ø Media :
1. Meja
2. Kursi
3. LCD
4. Layar
5. Microphone
6. Laptop
7. Sound system
Ø Media
1. Slide
2. Leaflet
3. Print out
4. Lembar balik
2. Persiapan Materi
Materi yang disiapkan dalam bentuk makalah, dan ditulis dalam bentuk slide dan leaflet untuk mempermudah dalam penyampaiannya.
3. Undangan / penerima penyuluhan
Para warga di Banjar Dinas Tebola Desa Sidemen Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem, Bali.
B. Proses Penyuluhan
1. Kehadiran minimal 80% mengingat pentingnya pemahaman terhadap Rabies dikalangan masyarakat
2. Minimal 60% penerima aktif mendengarkan bahan yang disampaikan
3. Didalam proses penyuluhan dibutuhkan terjadi interaksi antara penyuluh dan peserta
4. Peserta yang hadir dibutuhkan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
5. Minimal 20% penerima mengajukan pertanyaan mengenai bahan yang diberikan
C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka Pendek
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, penerima :
a. Minimal 60% sanggup menjelaskan pengertian Rabies dengan benar
b. Minimal 50% sanggup menyebutkan penyebab dan hewan-hewan yang berpotensi menularkan Rabies dengan benar
c. Minimal 50% sanggup menjelaskan ciri seekor binatang yang terinfeksi virus Rabies serta tanda dan tanda-tanda seseorang yang dicurigai terinfeksi virus Rabies dengan tepat
d. Minimal 50% sanggup menjelaskan cara pencegahan penularan Rabies dengan tepat
e. Minimal 50% sanggup mendemonstrasikan cara penanganan pertama kalau tergigit binatang yang dicurigai terinfeksi Rabies dengan benar.
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan target mengenai Rabies dan cara penananganan kalau terkena gigitan binatang yang terinfeksi virus Rabies sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat menjadi lebih tanggap dan siaga terhadap ancaman Rabies.
Lampiran 1
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN RABIES
DI BALE BANJAR DINAS TEBOLA DESA SIDEMEN KECAMATAN SIDEMEN KABUPATEN KARANGASEM, BALI
TANGGAL 27 OKTOBER 2013
- PENGERTIAN RABIES
Rabies yakni suatu nanah virus pada otak yang mengakibatkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit binatang yang sanggup menular ke manusia) dan penyakit binatang menular yang akut dari susunan syarat sentra yang sanggup menyerang binatang berdarah panas serta insan yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada insan melalui gigitan binatang penderita atau sanggup pula melalui luka lantaran air liur binatang penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies yakni anjing, oleh karenanya perhatian utama dalam upaya pemberantasan penyakit Rabies yakni terhadap binatang tersebut. Penyakit Rabies disebabkan oleh virus lyssa dari family rhabdo-viride.
Penyakit Rabies bisa menular dari binatang ke binatang dan dari binatang ke insan melalui:
D. Luka gigitan binatang penderita Rabies
E. Luka yang terkena air liur penderita Rabies
- PENYEBAB PENYAKIT RABIES
Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae yakni hanya mempunyai satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis binatang yang berperan sebagai mediator penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari sehabis terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari hingga lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
Pada 20% penderita, Rabies dimulai dengan kelumpuhan pada tungkai bawah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tetapi penyakit ini biasanya dimulai dengan periode yang pendek dari depresi mental, keresahan, tidak yummy tubuh dan demam. Keresahan akan meningkat menjadi kegembiraan yang tak terkendali dan penderita akan mengeluarkan air liur.
Kejang otot tenggorokan dan pita bunyi bisa terasa sakit luar biasa. Kejang ini terjadi akhir adanya gangguan tempat otak yang mengatur proses menelan dan pernafasan. Angin sepoi-sepoi dan mencoba untuk minum air bisa mengakibatkan kekejangan ini. Oleh lantaran itu penderita Rabies tidak sanggup minum. Karena hal inilah, maka penyakit ini kadang kala juga disebut hidrofobia (takut air).
Spesies binatang mediator bervariasi pada banyak sekali letak geografis. Hewan-hewan yang diketahui sanggup menjadi mediator Rabies antara lain rakun (Procyon lotor) dan sigung (Memphitis memphitis) di Amerika Utara, rubah merah (Vulpes vulpes) di Eropa, dan anjing di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Afrika, Asia, dan Amerika Latin mempunyai tingkat Rabies yang masih tinggi. Hewan mediator menginfeksi inang yang bisa 7berupa binatang lain atau insan melalui gigitan. Infeksi juga sanggup terjadi melalui jilatan binatang mediator pada kulit yang terluka. Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju ke sumsum tulang belakang dan otak dan bereplikasi di sana. Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, contohnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.
Selain itu, Rabies bisa ditularkan melalui penghirupan udara yang terkontaminasi virus Rabies tetapi ini sangat jarang terjadi. Dua pekerja laboratorium telah mengkonfirmasi hal ini sehabis mereka terekspos udara yang mengandung virus Rabies. Pada tahun 1950, dilaporkan dua masalah Rabies terjadi pada penjelajah gua di Frio Cave, Texas yang menghirup udara di mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut. Mereka diduga tertular lewat udara lantaran tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.
- CIRI-CIRI HEWAN YANG TERINFEKSI RABIES
Hewan yang terinfeksi bisa mengalami Rabies ganas ataupun Rabies jinak. Pada Rabies ganas, binatang yang terinfeksi tampak galak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadi lumpuh dan mati. Pada Rabies jinak, binatang yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalami kejang dan sulit bernapas, serta mengatakan kegalakan.
Secara umum, binatang yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
Secara umum, binatang yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
- Fase Prodormal: Hewan mencari tempat masbodoh dan menyendiri, tetapi sanggup menjadi lebih garang dan nervus, pupil mata meluas dan perilaku tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa pribadi ke fase Paralisa.
- Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
- Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua penggalan tubuh dan berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada insan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
1. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, mirip nanah virus pada umumnya yang mencakup demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
2. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada tempat luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
3. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, gampang kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akhir adanya gangguan tempat otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama lantaran adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
4. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik sehabis melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini mengatakan tanda kelumpuhan dari penggalan atas tubuh ke bawah yang progresif.
- PENCEGAHAN PENULARAN RABIES
Adapun cara-cara untuk mencegah penularan Rabies antara lain:
1. Vaksin Anti Rabies (VAR), semoga tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
2. Jadilah pemelihara binatang yang baik
3. Selalu ingat untuk memvaksinasi binatang peliharaan mirip anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi binatang anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
4. Jaga selalu kebersihan binatang peliharaan
5. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan binatang atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh binatang liar, segera ke dokter binatang untuk diperiksa keadaannya.
6. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
7. Hindari kontak dengan binatang liar yang tidak terperinci asal usulnya.
8. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
9. Jika anda bepergian ke tempat yang terserang Rabies, segeralah ke sentra pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat vaksinasi Rabies.
- PENANGANAN PERTAMA JIKA TERGIGIT HEWAN RABIES
Bila terinfeksi Rabies, segera cari pinjaman medis. Rabies sanggup diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menjadikan gejala. Bila tanda-tanda mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini. Kematian biasanya terjadi beberapa hari sehabis terjadinya tanda-tanda pertama. Jika terjadi masalah gigitan oleh binatang yang diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, sigung, rakun, rubah, kelelawar) segera basuh luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit kemudian beri antiseptik alkohol 70% atau betadin. Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikan tetanus.
Lampiran 2
Pertanyaan :
1. Apakah pengertian dari Rabies ?
2. Apa yang mengakibatkan penyakit Rabies ?
3. Bagaimana ciri-ciri binatang dan insan yang terinfeksi Rabies ?
4. Bagaiman pencegahan terhadap penularan penyakit Rabies ?
5. Bagaimana penanganan pertama untuk korban yang tergigit binatang yang Rabies ?
Jawaban :
1. Rabies yakni suatu nanah virus pada otak yang mengakibatkan iritasi dan peradangan otak dan medulla spinalis. Penyakit Rabies atau dikenal juga dengan penyakit anjing gila merupakan salah satu penyakit zoonosa (penyakit binatang yang sanggup menular ke manusia) dan penyakit binatang menular yang akut dari susunan syarat sentra yang sanggup menyerang binatang berdarah panas serta insan yang disebabkan oleh virus Rabies. Penyakit Rabies menular pada insan melalui gigitan binatang penderita atau sanggup pula melalui luka lantaran air liur binatang penderita Rabies. Hewan utama sebagai penyebar/penular Rabies yakni anjing.
2. Rabies disebabkan oleh virus Rabies yang masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan genus Lysavirus. Karakteristik utama virus keluarga Rhabdoviridae yakni hanya mempunyai satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen.Virus ini hidup pada beberapa jenis binatang yang berperan sebagai mediator penularan. Gejala biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari sehabis terinfeksi, tetapi masa inkubasinya bervariasi dari 10 hari hingga lebih dari 1 tahun. Masa inkubasi biasanya paling pendek pada orang yang digigit pada kepala atau tempat yang tertutup celana pendek atau bila gigitan terdapat di banyak tempat.
3. Secara umum, binatang yang terinfeksi Rabies akan mengalami 3 tahapan, yaitu :
a. Fase Prodormal: Hewan mencari tempat masbodoh dan menyendiri, tetapi sanggup menjadi lebih garang dan nervus, pupil mata meluas dan perilaku tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa pribadi ke fase Paralisa.
b. Fase Eksitasi: Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
c. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua penggalan tubuh dan berakhir dengan kematian.
Sedangkan pada insan yang terinfeksi Rabies akan mengalami 4 stadium sakit, yaitu :
a. Stadium Prodromal: Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, mirip nanah virus pada umumnya yang mencakup demam, sulit makan yang menuju taraf anoreksia, pusing dan pening, dan lain sebagainya.
b. Stadium Sensoris: Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasa nyeri pada tempat luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur, pupil membesar, hiperhidrosis, hiperlakrimasi.
c. Stadium Eksitasi: Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, gampang kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan pada cahaya (fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia). Kejang-kejang terjadi akhir adanya gangguan tempat otak yang mengatur proses menelan dan pernapasan. Hidrofobia yang terjadi pada penderita Rabies terutama lantaran adanya rasa sakit yang luar biasa di kala berusaha menelan air.
d. Stadium Paralitik: Pada stadium paralitik sehabis melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini mengatakan tanda kelumpuhan dari penggalan atas tubuh ke bawah yang progresif.
4. Cara Pencegahan penularan penyakit Rabies yaitu :
a. Vaksin Anti Rabies (VAR), semoga tubuh lebih kebal terhadap penyakit Rabies
b. Jadilah pemelihara binatang yang baik
c. Selalu ingat untuk memvaksinasi binatang peliharaan mirip anjing, kucing dan kera. Tindakan ini tidak hanya melindungi binatang anda dari penyakit Rabies tetapi juga melindungi diri anda sendiri dan keluarga anda.
d. Selalu awasi binatang peliharaan anda. Kurangi kontak mereka dengan binatang atau binatang liar. Jika binatang peliharaan anda digigit oleh binatang liar, segera ke dokter binatang untuk diperiksa keadaannya.
e. Jaga selalu kebersihan binatang peliharaan
f. Hubungi dinas peternakan setempat bila anda menjumpai ada binatang liar yang mencurigakan di lingkungan tempat tinggal anda.
g. Hindari kontak dengan binatang liar yang tidak terperinci asal usulnya.
h. Nikmati binatang liar mirip rakun, serigala dari tempat yang jauh. Jangan coba coba memberi mereka makan ataupun membelai mereka.
i. Cegah kelelawar memasukan rumah atau tempat anda beraktifitas.
j. Jika anda bepergian ke tempat yang terserang Rabies, segeralah ke sentra pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat vaksinasi Rabies.
5. Rabies sanggup diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menjadikan gejala. Jika terjadi masalah gigitan oleh binatang yang diduga terinfeksi Rabies atau berpotensi Rabies (anjing, rubah, kelelawar) segera basuh luka dengan sabun atau pelarut lemak lain di bawah air mengalir selama 10-15 menit kemudian beri antiseptik alkohol 70% atau betadin.