Manajemen Keperawatan - Teknologi Isu Dalam Keperawatan
Saturday, 29 March 2014
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat menyebabkan pengetahuan masyarakat wacana kesehatan juga semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat , membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan sanggup dipertanggungjawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat ketika ini. Hal tersebut telah membuat dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus berbagi kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi (Rini, 2009)
Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai bantuan besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus bisa melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian hingga dengan penilaian berikut dengan dokumentasi
Kualitas atau mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan ketepatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan. Dalam hal ini perawat berada dalam posisi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui taktik dan intervensi yang mendukung keselamatan pasien.
Manfaat teknologi memang cukup besar dalam meningkatkan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan keperawatan. Namun dampak negatif yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut, dihentikan diabaikan.
Meskipun diakui bahwa teknologi sanggup mempromosikan perasaan keselamatan pada pasien, teknologi tidak pernah bisa menggantikan kedekatan dan tenggang rasa sentuhan manusia (Almerud ,et al , 2008 dalam Harley & Timmos 2010)
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan problem dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sistem informasi kesehatan tersebut ?
2. Bagaimanakah sistem informasi keperawatan tersebut ?
3. Bagaimanakah sejarah sistem informasi keperawatan tersebut ?
4. Bagaimanakah teknologi informasi tersebut ?
5. Bagaimanakah fungsi sistem informasi keperawatan tersebut ?
6. Apasajakah kemudahan di ruang keperawatan tersebut ?
7. Bagaimanakah imbas teknologi terhadap ruangan ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui sistem informasi kesehatan
2. Mengetahui sistem informasi keperawatan
3. Mengetahui sejarah sistem informasi keperawatan
4. Mengetahui teknologi informasi
5. Mengetahui fungsi sistem informasi keperawatan
6. Mengetahui kemudahan di ruang keperawatan
7. Mengetahui imbas teknologi terhadap ruangan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Peraturan perundang-undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan yaitu Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 wacana kebijakan dan taktik desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 wacana petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan kabupaten/kota. Hanya saja dari isi kedua Kepmenkes mengandung kelemahan dimana keduanya hanya memandang sistem informasi kesehatan dari sudut padang manejemen kesehatan, tidak memanfaatkan state of the art teknologi informasi serta tidak berkaitan dengan sistem informasi nasional. (Sanjoyo). Perkembangan Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis computer (Computer Based Hospital Information System) di Indonesia telah dimulai pada selesai dekade 80’an. Rumah sakit di Indonesia sudah ada yang memanfaatkan komputer untuk mendukung operasionalnya. Namun, sepertinya komputerisasi dalam di instansi rumah sakit, kurang mendapatkan hasil yang cukup memuaskan semua pihak.
B. SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Salah satu penggunaan sistem informasi keperawatan di kembangkan pada tahun 1960-1970 -an yaitu dengan pendokumentasian keperawatan terkomputerisasi. Pendokumentasian terkomputerisasi memfasilitasi pembakuan penjabaran asuhan keperawatan sehingga menghilangkan ambiguitas dalam pendokumentasian keperawatan. Sedangkan berdasarkan ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan keputusan, berbagi dan mendesiminasikan pengetahuan baru, meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan pasien untuk menentukan asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada sehingga sanggup dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.
C. SEJARAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, perjuangan pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada selesai tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya meliputi automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan citra staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an inspirasi dari sistem informasi rumah sakit diterapkan dan perawat mulai menerapkan sistem informasi manajemen keperawatan. Pada selesai tahun 1980-an munculah sistem mikro komputer yang semakin mendukung pengembangan sistem informasi keperawatan. Di Indonesia sistem informasi manajemen keperawatan masih minim penerapannya, pendokumentasian keperawatan umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi wacana sistem informasi kesehatan nasional, yaitu Reliable Health Information 2010 (Depkes,2001). Pada perencanaannya sistem informasi kesehatan akan di berdiri di Rumah Sakit kemudian di masyarakat, tetapi pelaksanaanya belum optimal.
D. TEKNOLOGI INFORMASI
Pengertian teknologi informasi yaitu perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun bunyi dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications). Perlu di ketahui bahwa jikalau pada masa kemudian penanganan informasi mengandalkan pada kertas, artinya semakin banyak informasi semakin banyak kertas yang di butuhkan atau di simpan sedangkan kini hal itu telah beralih ke”impulse”electric yang berukuran mini dengan kemampuan simpan lebih besar di bandingkan dengan kertas. Contoh, satu disket /flopdy/compact disk sanggup memuat atau di isi sejumlah informasi setara dengan satu buku berukuran sedang.
Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain :
1. Komputer yaitu mesin electronic yang bisa untuk membuat kalkulasi dengan kapasitas yang besar dan sangat cepat.
2. Mikro electronik yaitu rancang berdiri (disain) penerapan dan produksi dari peralatan elektronik yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari komponen-komponen yang rumit.
3. Telkomunikasi yaitu trasmisi informasi melalui kabel atau gelombang radio, komponen-komponen utama akan di bahas secara rinci kemudian.
1. Komputer
Upaya pertama untuk memproses data dengan peralatan electronic di lakukan di Amerika Serikat oleh Herman Hollerith pada decade 1890-an dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan akan cara lebih baik untuk mencatat dan menganalisis hasil sensus di Amerika Serikat. Hollerith berpikir akan perlunya otomatisasi proses, ia bertolak dari gagasan inovasi sebelumnya. Alat ini di namakan “punched card” oleh Charles Babbage yang berkebangsaan Inggris. Holerith merakit banyak sekali komponen mekanis electris dan mendisain suatu tabulator yang bisa ”membaca“ informasi yang di muat dalam suatu card/kartu. Tabulator inovasi Hollerith tersebut bekerja sangat sukses, lantaran berhasil mengurangi jam kerja sekitar 1/3 waktu yang di butuhkan orang untuk menangani kegiatan bersangkutan.
Alat temuan Holerith ini untuk beberapa decade telah membentuk dasar-dasar pemrosesan data di bidang komersial. Berbagai upaya perintis untuk membuat mesin yang sanggup membantu pemecahan problem atau computer dilakukan semasa perang dunia ke 2, sejalan dengan usaha-usaha para ilmuwan negara-negara sekutu mencari cara untuk memecahkan kode-kode pihak musuh.
Dengan pengembangan computer terus berlangsung hingga decade 1960-an, kita mengenal adanya computer dengan ukuran besar, biasanya di sebut ‘MAINFRAME’ alat ini perlu di tempatkan dalam ruang khusus dan harus mempunyai ”AC”. MAINFRAME sebagai mesin computer induk dilengkapi atau di hubungkan dengan beberapa mini computer, masing-masing memerlukan daerah seukuran meja kantor dan juga perlu di tempatkan dalam ruangan yang ber-AC. Jenis computer lain yaitu microcomputer ukuranya lebih kecil dan lebih ringan daripada mini computer serta tidak memerlukan lingkungan dan ruangan yang khusus
2. Mikro Komputer
Micro-Computer intinya yaitu suatu system pengelolaan microelectronic berdasarkan pada suatu microprocessor.
a. ROM atau read only memory yaitu suatu alat chip penyimpanan memory tetap (a permanent-memory chip) yang memuat code-code untuk mengoperasikan mesin microcomputer. Dalam keadaan (switched off) operator tidak sanggup menambah, mengganti atau menghapus code-code tersebut. Pada waktu mesin hidup (switched on) jikalau operator memanggil code tertentu maka ROM akan mengeluarkan data atau informasi yang di simpan dengan code yang bersangkutan.
b. RAM atau Random only memory yaitu suatu alat chip penyimpanan memory sementara guna menyimpan informasi yang di masukan pemakai. Tidak ibarat ROM ,chip ram, tidak memuat informasi pada memuat pada waktu mesin mati. Perbedaan antara ROM dan RAM ibarat antara buku cetakan yang hanya sanggup di baca dari suatu catatan pribadi yang sanggup di hapus dan sanggup di gunakan berkali-kali .
c. CPU (Central Processor Unit) yaitu suatu CPU chip yang berfungsi sebagai pengendali semua kegiatan pengolahan data dan mengkordinasi fungsi-fungsi seluruh peralatan computer .
d. Input/Output Interface yaitu terdiri atas beberapa chip yang berfungsi untuk menangani code-code computer dengan peralatan lainya ibarat mengendali disket driver printer dan layar monitor.
e. Ukuran microcomputer relatif kecil tetapi kapasitasnya sangat tinggi dan fleksibel di bandingkan dengan sebuah “mainframe” atau minicomputer sanggup secara berdikari menangani pengolahan data yang berskala besar .
3. Micro Electronic dan Micro Processor
Micro processor merupakan suatu cerkuit yang terintegrasi yang di desain untuk melaksanakan fungsi-fungsi koordinasi dan pengolahan data. Fungsinya sanggup di sejajarkan dengan ”microelectronic” ibarat sebuah “mainframe” central processing unit (CPU). Microprocessor memperlihatkan dampak kepada penciptaan computer electronic berukuran kecil (mini).
Berdasarkan sejarah perkembangan teknologi proses penemun ini bermula dari pengembangan transitor pada decade 1950-an transitor sendiri yang berupa komponen kristal relatif berukuran kecil yang berfungsi memindahkan atau mengelolah kekuatan electric berkeuatan kecil di antara circuit dalam peralatan bersangkutan. Ukuran transitor walaupun jauh lebih kecil daripada inovasi pertama alat electronic yang kita kenal dengan nama tabung hampa udara, tetapi kapasitasnya lebih besar.
Kebanyakan dari circuit-cirkuit yang terintegrasi di namakan “General Purposes Chips” dengan tujuan umum di buat untuk menangani satu atau lebih fungsi-fungsi pokok alat rumah tangga ibarat micro computer mesin basuh dan lain-lainya.
Ada tiga tujuan umum dari chips antara lain :
a. Memory chips = untuk menyimpan informasi
b. CPU chips atau ibarat microprocessor = untuk menangani pengolahan dan koordinasi fungsi dari suatu computer
c. Interface chips = untuk menangani luaran atau masukan yang di kehendaki dari suatu system
4. Telekomunikasi
Istilah telkomunikasi dikenal sebagai cara penyampaian informasi melalui kabel/kawat listrik (telepon dan telegrap) atau dengan gelombang radio. Perubahan yang cepat di bidang telekomunikasi juga dipengaruhi oleh banyak sekali perkembangan dan inovasi –penemuan di bidang teknologi ibarat :
a. Fibre glass yaitu suatu kawat dari materi fibre glass bisa memindahkan vulza dalam bentuk binary dengan kecepatan yang tinggi.kawat telepon dengan materi ini kapasitas muatannya beribu kali di banding dengan kabel konvensional
b. Transmisi microwave system ini di gunakan dengan system penanaman kabel di bawah tanah kini di kembangkan untuk pengantar komunikasi yang berasal dari satelit bumi
c. System infra merah yang memungkinkan peralatan ibarat televisi di control tanpa kawat. Pada masa mendatang sistem ini dan sanggup di gunakan sebagai penghubung tanpa kawat (wireless/coreless) di antara alat-alat mesin ibarat word-processor, telepon dan computer.
E. FUNGSI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
Konseptual model dalam sistem informasi keperawatan berdasarkan 4 fungsi utama dalam praktik keperawatan klinik dan administratif:
1. Proses perawatan pasien
Proses perawatan pasien yaitu apa yang telah dilakukan oleh perawat kepada pasien yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, jadwal perawatan dan pengobatan, catatan keperawatan, pola makan, prospektif, beban kerja , manajemen pasien.
2. Proses managemen bangsal
Aktivitas yang bekerjasama dengan fungsi bangsal untuk secara efektif menggunakan sumber dalam merencanakan objek secara spesifik. Mentransformasikan informasi pada manajemen yang berorientasi informasi dalam pengambilan keputusan: jaminan kualitas, sudut pandang acara di bangsal keperawatan, jadwal dinas karyawan, manajemen perseorangan, perencanaan keperawatan, manajemen inventarisasi dan penyediaan sarana dan prasarana, manajemen finansial, kontroling terhadap infeksi.
3. Proses Komunikasi
Seluruh acara dikonsentrasikan pada komunikasi pada pasien dan subjek lain yang mempunyai relasi dengan subjek pengobatan, perjanjian dan penjadwalan, review data, transformasi data, dan segala bentuk pesan.
4. Proses Pendidikan dan Penelitian
Pendokumentasian fungsi dan prosedural.
F. FASILITAS DI RUANG KEPERAWATAN
1. Komputer
Komputer merupakan sebuah alat elektronik yang bisa mempunyai banyak fungsi dan bisa melaksanakan banyak tugas. Selain itu komputer sanggup didefinisikan sebagai sekumpulan alat elektronik yang saling terkoordinasi satu sama lain sehingga sanggup mendapatkan data, kemudian mengolah data, dan pada karenanya akan menghasilkan suatu keluaran yang berupa informasi (Input > Proses > Output).
2. Telenursing
Telenursing yaitu upaya penggunaan teknologi informasi dalam memperlihatkan pelayanan keperawatan dalam belahan pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai belahan dari telehealth dan beberapa belahan terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis ibarat telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring.
Telenursing memperlihatkan penggunaan teknologi komunikasi oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi elektrik atau optic antara insan dan atau computer
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memperlihatkan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya ketika ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan menggunakan peralatan video conference. Telenursing belahan integral dari telemedicine atau telehealth.
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa laba telenursing yaitu :
a. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga sanggup mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter praktek, ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
b. Dengan sumber daya yang minimal sanggup meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
c. Telenursing sanggup menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
d. Pasien remaja dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing sanggup meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi
e. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan susukan untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.
Selain manfaat di atas telenursing sanggup dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan. Telenursing sanggup juga dipakai dikampus dengan video conference, pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning.
3. Internet
Internet yaitu suatu kemudahan yang paling di rasakan secara konkret di bidang teknologi impormasi yaitu dengan adanya “cyber space” atau ruang maya di mana kita sanggup berkomunikasi pribadi melalui perangkat computer dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang mulai dari pelajar, mahasiswa, pebisnis, maupun dunia kerja pegawai (PNS).
G. PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP RUANGAN
Pengaruh negatif teknologi terhadap ruangan sebagai berikut.
1. Dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, lantaran informasi yang didapat gampang untuk diakses.
2. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan klien. Karena segala sesuatu sanggup dilakukan secara online (misaltele-health), tanpa harus tatap muka
3. Keterbatasan kapasitas penyimpanan data
4. Kemungkinan bisa terjadi gangguan teknis (disebabkan virus dan factor lainnya)
5. Tentunya dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga mempunyai kelemahan, diantaranya yaitu kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan keterampilan perawat menggunakan computer.
Adapun imbas positif teknologi terhadap ruangan sebagai berikut.
1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
2. Penghematan ruangan lantaran tidak diharapkan daerah yang besar dalam penyimpanan arsip.
3. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
4. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang sanggup dipertanggung jawabkan.
5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga sanggup membantu pengambilan keputusan secara cepat
6. Meningkatkan produktivitas kerja.
7. Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan (Gurley L, Advantages and Disadvantages of Electronic Medical Record, diakses dari http://www.aameda.org/member)
Sedangkan berdasarkan Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat laba utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:
1. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, gampang dan cepat diketahui.
2. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu perawat dalam memperlihatkan asuhan keperawatan.
3. Accessebility, legibility, gampang membaca dan menerima informasi klinik dari pasien dalam satu lokasi.
Dokumentasi perawatan merupakan belahan penting dari dokumentasi klinis. Namun, dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada cita-cita tinggi bahwa komputer sanggup mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan komputer.
Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka perawat telah menyoroti kebutuhan untuk pembinaan dalam penggunaan teknologi informasi, dan penilaian kritis penting untuk profesional perawat (Docker, et all.,2003).
Dokumentasi keperawatan yang ada kini ini yaitu dokumentasi keperawatan yang berbasis kertas. Namun pada kenyataannya sering ditemukan bahwa proses tersebut tidak terintegrasi ke dalam dokumentasi keperawatan. Sering kita menemukan dokumentasi yang kurang lengkap, alasannya antara lain perlu waktu yang banyak, kualitas catatan berbasis kertas masih rendah dan pemanfaatan dokumentasi masih terbatas dari proses keperawatan. Masalah-masalah ini menimbulkan upaya untuk mendukung proses keperawatan dengan sistem berbasis komputer untuk mengurangi beban perawat dalam dokumentasi. Penerapan sistem informasi keperawatan dalam dokumentasi asuhan keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi yang berbasis komputer selain meningkatkan kualitas juga memungkinkan penggunaan kembali data keperawatan untuk manajemen keperawatan dan penelitian keperawatan. Hal ini ibarat yang terdapat dalam hasil penelitian dari Mueller, et all.2006 yang menyatakan bahwa kualitas dokumentasi keperawatan semakin meningkat dengan diterapkannya Quality of Nursing Diagnoses, Interventions, and Outcomes (Q-DIO). Penelitian ini mendukung penggunaan Q-DIO dalam mengevaluasi dokumentasi keperawatan diagnosis, intervensi, dan hasil asuhan keperawatan. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas dokumentasi, perawat membutuhkan proteksi melalui pendidikan semoga mengetahui langkah-langkah untuk menghubungkan diagnosa dengan intervensi, spesifik ke etiologi diidentifikasi, dan untuk mengidentifikasi hasil asuhan keperawatan. Adanya peningkatan dokumentasi tersebut menerangkan bahwa dengan diterapkannya Q-DIO sanggup mempunyai kegunaan sebagai alat audit dokumentasi keperawatan dan harus dikembangkan sebagai fitur terintegrasi secara elektronik (Mueller, et all.2006).
Selain itu adapun imbas dari teknologi telenursing yaitu aplikasi telenursing sanggup diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter fisiologi ibarat tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat tubuh melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai pola bagaimana mengganti baju, memperlihatkan injeksi insulin atau diskusi wacana sesak nafas. Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan remaja dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memperlihatkan proteksi secara online. Kontinuitas perawatan sanggup ditingkatkan dengan menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan di atas maka sanggup disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi di seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat. Sistem informasi keperawatan merupakan kombinasi dari ilmu komputer, informasi dan keperawatan yang disusun untuk mempermudah manajemen, proses pengambilan keputusan, dan pelaksanaan asuhan keperawatan. Komputer telah dikenal berpuluh – puluh tahun lalu, tetapi rumah sakit terlambat dalam menangkap revolusi komputer. Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, perjuangan pertama dalam menggunakan komputer oleh perawat terjadi pada selesai tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, penggunaannya meliputi automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien dan penyimpanan hasil sensus dan citra staf keperawatan untuk analisa kecenderungan masa depan staf. Teknologi informasi yaitu perolehan, pemprosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi baik yang berbentuk angka, huruf, gambar maupun bunyi dengan alat electronic berdasarkan kombinasi antara perhitungan (computing) dan komunikasi jarak jauh (telecommunications). Ada tiga komponen utama dari teknologi informasi antara lain : komputer, mikro electronik dan telkomunikasi. Fungsi sistem informasi keperawatan yaitu, proses perawatan pasien, proses managemen bangsal, proses komunikasi, proses pendidikan dan penelitian. Fasilitas di ruang keperawatan diantaranya komputer, telenursing, dan internet. Teknologi mempunyai imbas negatif dan positif terhadap ruangan. Pengaruh negatif ibarat dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis dari perawat tersebut, lantaran informasi yang didapat gampang untuk diakses. Sedangkan imbas positif seperti, pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan mendukung otonomi yang sanggup dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012. Kelebihan Dan Kekurangan Komputerisasi Dalam Praktek Keperawatan.(dalam ). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:30)
Anomim.2011. Makalah Sistem Teknologi Informasi Kesehatan dan Keperawatan.(dalam http://haqee44.wordpress.com/2011/10/21/makalah-sistem-teknologi-informasi-kesehatan-dan-keperawatan/). Diakses tanggal 13 September 2013 (10:56)
Anonim.2012. Teknologi Informasi Dan Komunikasi (dalam http://muhyusuf90.wordpress.com/2012/10/24/teknologi-informasi-dan-komunikasi/). Diakses tanggal 13 September 2013 ( 10:05)
Sulisnadewi. Dampak Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Patient Safety Dan Kualitas Pelayanan Keperawatan.(dalam http://www.fik.ui.ac.id). Diakses tanggal 13 September 2013 (11:15)