Pesta Demokrasi Pemilu 2014, Menang Kalah Para Caleg Harus Siap Mental
Tuesday, 8 April 2014
Edit
Pesta Demokrasi hari sedang berlangsung di seluruh wilayah Indonesia. Tepatnya hari ini tanggal 9 April 2014 dilaksankan pemilihan calon DPR RI, DPRD dan DPD dari banyak sekali partai politik di Indonesia. Para calon legislatif yang nrimo ingin mengabdi kepada rakyat dengan menjadi wakil rakyat di DPR lebih siap mendapatkan kekalahan. Mereka tidak gampang menjadi stres, apalagi depresi.
Hari para calon legislatif dari banyak sekali partai dihadapkan pada hari besar, adalah Pemilu Legislatif 2014. Mereka yang meraup banyak pemilih mempunyai kesempatan besar menuju gedung parlemen. Yang sepi peminat, diharap tidak dirawan di rumah sakit.
Dokter seorang jago kesehatan jiwa Suzy Yusna Dewi SpKJ(K) mengingatkan, sebelum terlambat para caleg semenjak dini harus meneguhkan teladan pikir mengapa mereka tetapkan bertarung dalam Pileg 2014.
"Dia harus mendapatkan dulu kondisi yang paling buruk, contohnya kekalahan. Itu yang nantinya akan mengubah teladan pikir sehingga tidak akan gampang stres ketika kalah," katanya melalui sambungan telepon dengan INILAHCOM, Selasa (8/4/2014).
Dokter yang sehari-hari berpraktek di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat ini mengatakan, para caleg harus kembali ke tujuan awal mengapa mereka ingin menjadi anggota legislatif.
Dokter yang sehari-hari berpraktek di Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat ini mengatakan, para caleg harus kembali ke tujuan awal mengapa mereka ingin menjadi anggota legislatif.
Kalau memang niat mereka baik, adalah berbakti dengan menjadi wakil rakyat, berdasarkan Suzy, caleg akan lebih bisa mendapatkan jikalau ternyata tak bisa meraup banyak suara.
"Kalau memang belum diamanahkan menjadi wakil rakyat, ia siap menerima. Itu artinya mungkin beliau harus berbuat lagi yang lebih baik," kata dia.
"Kalau memang belum diamanahkan menjadi wakil rakyat, ia siap menerima. Itu artinya mungkin beliau harus berbuat lagi yang lebih baik," kata dia.
Sebaliknya, kalau memang niat dan perjuangan yang ia lakukan sudah baik tapi tetap saja tidak mendapat respon masyarakat, caleg harus mendapatkan ini sebagai takdir. Bahwa belum saatnya ia duduk di parlemen, "Pemahaman menyerupai ini sangat mensugesti kekuatan mental, apakah mereka gampang stres, depresi atau mengalami gangguan jiwa yang berat," imbuh dokter yang juga berpraktek di Talenta Center di Bekasi ini.
Jangan Obral Janji Manis
Jangan Obral Janji Manis
Menurut Suzy, keluarga dan belum dewasa caleg pun bisa terkena imbas kegagalan. Mereka bisa saja stres, depresi, menderita gangguan mental lainnya.
Ini bisa terjadi ketika anggota keluarga berharap banyak akan kemenangan orang bau tanah mereka. Apalagi jikalau mereka sudah dijanjikan hal-hal gampang dan glamor jikalau orang bau tanah mereka terpilih.
"Inilah alasan untuk tidak melibatkan belum dewasa dalam aktivitas politik orang tua. Apalagi jikalau orang bau tanah berjanji akan hal-hal yang indah jikalau ia terpilih menjadi anggota legislatif," tandas Suzy.
Source : inilah.com