Cara Pengkajian Nyeri Menurut Pqrst
Tuesday, 28 October 2014
Edit
Saat menciptakan diagnose keperawatan kita sering sekali dihadapkan dengan segala hal yang bekerjasama dengan nyeri. Jika berbicara mengenai nyeri itu sendiri tidak terlepas dari yang namanya PQRST. Jika sobat – sobat masih rancu dengan PQRST ini, saya akan mencoba sharing sedikit wacana apa yang saya ketahui. Baiklah sebelum membahas Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST mari kita mengulas sedikit apa itu nyeri?
Mekanisme Terjadinya Nyeri
Nyeri merupakan suatu prosedur pinjaman badan untuk melindungi dan menawarkan tanda ancaman wacana adanya gangguan di tubuh. Mekanisme nyeri ialah sebagai berikut rangsangan diterima oleh reseptor nyeri, di ubah dalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor nyeri sanggup berasal dari banyak sekali faktor dan dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
Rangsangan Mekanik : Nyeri yang di sebabkan lantaran efek mekanik menyerupai tekanan, bacokan jarum, irisan pisau dan lain-lain.
Rangsangan Termal : Nyeri yang disebabkan lantaran efek suhu, Rata-rata insan akan mencicipi nyeri jikalau mendapatkan panas diatas 450 C, dimana mulai pada suhu tersebut jaringan akan mengalami kerusakan
Rangsangan Kimia : Jaringan yang mengalami kerusakan akan membebaskan zat yang di sebut perantara yang sanggup berikatan dengan reseptor nyeri antaralain: bradikinin, serotonin, histamin, asetilkolin dan prostaglandin. Bradikinin merupakan zat yang paling berperan dalam menimbulkan nyeri lantaran kerusakan jaringan. Zat kimia lain yang berperan dalam menimbulkan nyeri ialah asam, enzim proteolitik, Zat P dan ion K+ (ion K kasatmata ).
Proses Terjadinya Nyeri
Reseptor nyeri dalam badan ialah ujung-ujung saraf telanjang yang ditemukan hampir pada setiap jaringan tubuh. Impuls nyeri dihantarkan ke Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui dua sistem Serabut. Sistem pertama terdiri dari serabut Ad bermielin halus bergaris tengah 2-5 µm, dengan kecepatan hantaran 6-30 m/detik. Sistem kedua terdiri dari serabut C tak bermielin dengan diameter 0.4-1.2 µm, dengan kecepatan hantaran 0,5-2 m/detik.
Serabut Ad berperan dalam menghantarkan 'Nyeri cepat' dan menghasilkan persepsi nyeri yang jelas, tajam dan terlokalisasi, sedangkan serabut C menghantarkan 'nyeri Lambat' dan menghasilkan persepsi samar-samar, rasa pegal dan perasaan tidak enak.
Pusat nyeri terletak di talamus, kedua jenis serabut nyeri berakhir pada neuron traktus spinotalamus lateral dan impuls nyeri berjalan ke atas melalui traktus ini ke nukleus posteromidal ventral dan posterolateral dari talamus. Dari sini impuls diteruskan ke gyrus post sentral dari korteks otak.
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri menurut waktu, dibagi menjadi nyeri akut dan nyeri kronis
- Nyeri Akut ialah Nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan terjadinya singkat pola nyeri trauma
- Nyeri Kronis ialah nyeri yang terjadi atau dialami sudah usang pola kanker
Klasifikasi nyeri menurut Tempat terjadinya nyeri
- Nyeri Somatik ialah Nyeri yang dirasakan hanya pada tempat terjadinya kerusakan atau gangguan, bersifat tajam, gampang dilihat dan gampang ditangani, pola Nyeri lantaran tertusuk
- Nyeri Visceral ialah nyeri yang terkait kerusakan organ dalam, pola nyeri lantaran syok di hati atau paru-paru.
- Nyeri Reperred : nyeri yang dirasakan jauh dari lokasi nyeri, pola nyeri angina.
Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Persepsi Nyeri
- Nyeri Nosiseptis ialah Nyeri yang kerusakan jaringannya jelas
- Nyeri neuropatik ialah nyeri yang kerusakan jaringan tidak jelas. misalnya : Nyeri yang diakitbatkan oleh kelainan pada susunan saraf.
Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST
P : Provokatif / Paliatif
Apa kira-kira Penyebab timbulnya rasa nyeri...? Apakah lantaran terkena ruda paksa / benturan..? Akibat penyayatan..? dll.
Q : Qualitas / Quantitas
Seberapa berat keluhan nyeri terasa..?. Bagaimana rasanya..?. Seberapa sering terjadinya..? Ex : Seperti tertusuk, tertekan / tertimpa benda berat, diris-iris, dll.
R : Region / Radiasi
Lokasi dimana keluhan nyeri tersebut dirasakan / ditemukan..? Apakah juga menyebar ke tempat lain / area penyebarannya..?
S : Skala Seviritas
Skala kegawatan sanggup dilihat memakai GCS untuk gangguan kesadaran, skala nyeri / ukuran lain yang berkaitan dengan keluhan
T : Timing
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai ditemukan / dirasakan..? Seberapa sering keluhan nyeri tersebut dirasakan / terjadi...? Apakah terjadi secara mendadak atau bertahap..? Acut atau Kronis..?
Sekian Cara Pengkajian Nyeri Berdasarkan PQRST. Semoga bermanfaat J